General Dynamics F-16 Falcon


 USA (1970-present)
Mulitrole Fighter


Rasanya kurang afdol jika membicarakan pesawat tempur tanpa menyebut pesawat yang satu ini. General Dynamics F-16 Falcon, begitu nama pesawat itu, AU negara mana yang tidak mengenalnya. Hampir semua negara Eropa, Asia Timur dan Asia Tengah memilikinya.

Alkisah pada awal dekade 70-an, USAF (AU AS) sedang tidak mempunyai dana banyak untuk membiayai pengadaan pesawat militernya. Padahal jajaran pesawat buru sergap F-104 Thunderchief sudah terbilang uzur, dan performa F-4 Phantom tidak begitu memukau pada kancah perang Vietnam. Apalagi tiba-tiba saja Sovyet mengeluarkan MiG-25 Foxbat, yang sudah pasti menjadi pecutan tersendiri bagi negeri paman sam itu.

Maka digelarlah tender untuk merancang sebuah pesawat ringan, kecil, mampu dioperasikan di berbagai kondisi, tetapi murah pengadaan dan perawatannya. Beberapa prototipe sempat dibuat, tetapi akhirnya dibatalkan karena prototipe itu hanya mementingkan faktor kecepatan. Lalu akhirnya muncullah celetukan seorang pilot bernama John Boyd. Boyd mengatakan bahwa jika sebuah pesawat yang ideal harus bisa memperhitungkan faktor daya dorong dan berat pesawat itu sendiri. Jika nisbah itu sudah ideal (sekarang dikenal dengan istilah thrust to weight ratio) maka pesawat itu dengan sendirinya akan mencapai manuveribilitas dan kecepatan yang ideal. Akhirnya General Dynamics muncul dengan prototipe YF-16 dan Northrop dengan YF-17. Dan tender itu sendiri dimenangkan oleh General Dynamics.

F-16 menggunakan sebuah mesin turbofan Pratt&Whitney F-100-PW-200 ber-afterburner yang menghasilkan daya dorong sampai 16.749 pon pada kecepatan mach 2. Thrust to weight ratio Falcon sendiri cukup besar, yaitu sekitar 6,2-1. Sebuah MMR AN/APG 66 Westinghouse ditempatkan di hidungnya sebagai piranti pengendus yang bisa menjejak sampai radius 35 mil. Persenjataan yang bisa diusung pada 9 hardpointsnya meliputi AIM-7 Sparrow, AIM-9 Sidewinder, AIM-120 AMRAAM, sampai rudal udara ke darat AGM-65 Maverick, bom konvensional Mk 82/84, dan rudal maritim AGM 119A Penguin.

Varian Falcon bermacam-macam. Mulai dari F-16C Block 10/15 yang menambahkan piranti ECM (Electronic Counter Measure) ALQ-131/184, LANTIRN, FLIR, RWR, dan ASQ-213 Targetting system, Block 25 yang menggunakan AN/APG 68, Block 30 menggunakan mesin baru General Electric F-100-GE-100. Lalu pada tahun 1995, General Dynamics diakuisisi oleh Lockheed Martin, dikembangkan F-16 Block 52 yang bisa mengusung AGM-88 HARM, Block 60/62 yang menggunakan mesin Pratt&Whitney F-100-PW2291PE. Selain itu juga dibuat beberapa model untuk eksperimen, yaitu F-16 MATV yang menguji thrust vectoring (membelokkan arah semburan mesin ke berbagai arah)

Pesawat ini adalah pesawat kedua terlaris setelah MiG-21 Fishbed dalam sejarah kedirgantaraan dunia. Kelebihannya yang utama adalah perawatannya yang murah-meriah, bisa mengusung segala jenis persenjataan, combat proven, dan menggunakan sistem FBW (Fly By Wire). Banyak sekali negara penggunannya. Mulai dari Jerman, Belanda, Norwegia, Yunani, Swedia, sampai China, Jepang, Thailand, Malaysia dan Indonesia.


zaldy (berbagai sumber)

Winchester 1300 Defender 12 Gauge Pump Shotgun

PTDI Akan Membuat 50 Pesawat Tempur Untuk TNI AU




" KITA pernah mengembangkan sendiri pesawat terbang CN-235 dan N-250 untuk membuktikan bahwa SDM Indonesia mampu menguasai dan mengembangkan teknologi secanggih apa pun. Di mana itu semua sekarang?" tegas B.J. Habibie, mantan presiden RI, di depan peserta kuliah umum bertema Filsafat dan Teknologi untuk Pembangunan di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI), Depok, Jumat lalu (12/3).

Ya, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) memang tidak bisa dibandingkan dengan ketika perusahaan itu masih bernama Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) dan Habibie masih menjabat presiden direktur. Saat itu IPTN memiliki 16 ribu karyawan. Kompleks gedung IPTN di kawasan Jalan Pajajaran, Bandung, berdiri megah, menempati lahan seluas 83 hektare.

Yang paling laris adalah pesawat CN-235. Pesawat berkapasitas 35 sampai 40 orang itu paling banyak diorder dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, ada pesawat C-212 (kapasitas 19-24 orang). Produk chopper alias helikopter juga tak mau kalah. Ada NBO-105, NAS-332 Super Puma, NBell-412, dan sebagainya. Semua produk burung besi tersebut begitu membanggakan bangsa saat itu.

Namun, persoalan muncul saat krisis ekonomi menggebuk Indonesia pada 1998. Ketika itu, PT DI yang bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) mendapat order membuat pesawat N-250 dari luar negeri. Pesawat terbang ini berkapasitas 50 hingga 64 orang. Sebuah kapasitas ideal untuk penerbangan komersial domestik. Umumnya pesawat domestik di tanah air saat ini menggunakan pesawat dari kelas yang tak jauh berbeda dari N-250.

PT DI menerima pesanan 120 pesawat. Ongkos proyek yang disepakati USD 1,2 milliar. PT DI langsung tancap gas. Ribuan karyawan direkrut. Mesin-mesin pembuat komponen didatangkan. ''Kami berupaya keras menyelesaikan proyek itu sesuai target,'' tutur Direktur Integrasi Pesawat PT DI Budiwuraskito saat ditemui Jawa Pos di Bandung pekan lalu.

Namun, PT DI harus menelan pil pahit. Pemulihan krisis ekonomi bersama International Monetary Fund alias IMF mengharuskan Indonesia menerima sejumlah kesepakatan. Salah satunya, Indonesia tak boleh lagi berdagang pesawat. ''Itu benar-benar memukul kami,'' kata Budiwuraskito, pria Semarang ini.

Padahal, kata Budi, PT DI telanjur merekrut banyak karyawan. Sejumlah teknologi dan peralatan sudah didatangkan. Semua siap produksi. Pesawat contoh bahkan sudah jadi, sudah bisa terbang, dan siap dijual. Tinggal menunggu proses sertifikasi penerbangan. ''Nggak tahu, mungkin ada negara yang takut tersaingi kalau Indonesia bikin pesawat,'' ujarnya mengingat sejarah kelam PT DI itu.

Bayangan menerima duit gede USD 1,2 milliar menguap. Malah, PT DI harus memikirkan cara menghidupi karyawan yang telanjur direkrut. Proyek memang batal, tapi orang-orang yang hidup dari PT DI juga tetap harus dikasih makan. ''Akhirnya, mau tidak mau, kami mem-PHK karyawan secara baik-baik,'' katanya.

Pada 2003, PT DI memutus kerja sembilan ribu lebih karyawan. Jumlah itu terus bertambah. Dari 16 ribu pekerja, PT DI hanya menyisakan tiga ribu pekerja. Baik di bagian produksi maupun manajemen. Kondisi itu semakin membuat PT DI terpuruk. Apalagi, tak ada lagi order pesawat yang datang. Roda perusahaan pun tak berjalan.

Namun, PT DI berupaya mempertahankan diri. Semua pasar yang bisa menghasilkan duit disasar. Mulai pembuatan komponen pesawat hingga industri rumah tangga seperti pembuatan sendok, garpu, dan sejenisnya. Salah satunya membuat alat pencetak panci.

''Pabrik-pabrik pembuat panci itu kan perlu alat pencetak. Biasanya mereka impor dari luar negeri. Mengapa harus impor kalau bisa kita bikinin. Dan, itu lumayan untuk membuat roda perusahaan berjalan,'' kata Budi. Tapi, urusan panci itu tak banyak membantu. Pada 2007, BUMN yang didirikan pada 26 April 1976 itu dinyatakan pailit alias bangkrut.

***

PT DI tak lantas almarhum. Pemerintah masih punya keinginan mengembangkannya meski modal yang diberikan tak terlalu deras. Dan, kendati sudah dinyatakan pailit, masih ada rekanan dari mancanegara yang percaya akan kualitas produk PT DI.

Salah satunya British Aerospace (BAE). PT DI mendapat order sebagai subkontrak sayap pesawat Airbus A380 dari pabrik burung besi asal Inggris itu. Juga ada order dari dua negara Timur Tengah enam pesawat jenis N-2130. Apalagi, Indonesia sudah menceraikan IMF. Artinya, PT DI sudah leluasa berdagang pesawat.

Budi menuturkan, order enam pesawat itulah yang bisa dibilang ''menyelamatkan'' PT DI saat itu. Laba dari pesanan itu digunakan sebagai modal pengembangan. Selain itu, PT DI semakin fokus menggarap pasar komponen dan bagian-bagian pesawat dengan menjadi subkontrak atau offset program. Antara lain bagian inboard outer fixed leading edge (IOFLE) dan drive rib alias ''ketiak'' sayap milik Airbus A380.

Airbus A380 adalah pesawat bikinan Airbus SAS (Prancis) yang sudah kondang di jagat dirgantara. Pesawat ini biasanya digunakan untuk penerbangan internasional lintas benua dengan muatan 500 hingga 800 penumpang. ''Kita mencoba meraih untung dengan menjadi subkontrak dari pemain besar,'' kata Budi.

Kondisi PT DI terus membaik. Dalam waktu dekat mereka akan memproduksi pesawat tempur dengan dana urunan bersama pemerintah Korea Selatan (Korsel) sebesar USD 8 milliar. Indonesia menyumbang USD 2 milliar, sedangkan pemerintah Korsel USD 6 milliar. ''Tapi, untuk Indonesia itu akan kita konversikan dalam bentuk tenaga, teknologi, dan pengembangan pesawat tersebut,'' katanya.

Kemampuannya tak jauh berbeda dengan F-16 Fightning Falcon, pesawat tempur kondang buatan Amerika Serikat yang digunakan 24 negara di dunia. Rinciannya, 200 unit untuk Korsel dan 50 untuk Indonesia. ''Proyek ini memakan waktu sampai tujuh tahun,'' kata Budi.

Selain itu, order dari Timur Tengah terus berdatangan. Sejumlah negara memesan CN-235 untuk pesawat pengawas pantai, pengangkut personel militer, dan pemantau perbatasan. Dari dalam negeri, Kementerian Pertahanan (Kemhan) juga memesan enam unit helikopter dan Badan SAR Nasional (Basarnas) empat unit.

Budi mengakui, tren industri dirgantara di Indonesia terus naik kendati perlahan. Paling tidak, tujuh tahun ke depan, PT DI bisa meraup laba yang lumayan dari membuat pesawat. Sebenarnya, kata Budi, keuntungan itu bisa didongkrak bila ada keberanian mencari pinjaman. Tapi, itu bakal sulit. ''Tidak banyak bank yang mau. Sebab, risikonya terlalu tinggi. Padahal, semakin tinggi risiko, janji revenue juga besar,'' kata Budi yang lulusan Teknik Penerbangan, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan menyelesaikan gelar MBA di Belanda itu.

Strategi pengembangan PT DI saat ini, kata Budi, tak bisa terlalu ekspansif. PT DI memilih berjalan perlahan dengan memanfaatkan margin keuntungan sebagai modal pengembangan. ''Begini saja, lebih aman,'' kata Budi lantas tersenyum. (aga/c2/iro)

sumber: http://jawapos.co.id/halaman/index.p...ail&nid=125194

Video: Russian MIG Crash

Kekuatan Militer Indonesia era 1960-an




Kekuatan militer Indonesia adalah salah satu yang terbesar dan terkuat di dunia. Saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru Uni Sovyet.

1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat, Belanda yang didukung Barat merancang muslihat untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.

Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat "Trikora" di Yogyakarta, dan isinya adalah:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.

Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat ini, kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan.

Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salah satu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Ini adalah KRI Irian, dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. (kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1600 ton).

KRI Irian adalah salahsatu kapal kelas Cruiser paling berbahaya di dunia dan nyaris sebanding kekuatannya dengan kapal-kapal tempur terbaik Amerika, USS Iowa, USS Wisconsin, dan USS Missouri dari kelas Battleship yang lebih besar. Pertahanan anti serangan udaranya pun sangat kuat, karena dilengkapi 4 Buah triple gun Mk5-bis turrets kaliber 20 mm, dan 32 buah Kanon multi fungsi kaliber 3,7 cm. Sabuk lapis bajanya pun tebalnya mencapai 100 mm, yang nyaris tidak mungkin ditembus oleh kapal-kapal perang Belanda terbaik saat itu, termasuk Hr. Ms Evertsen.

Kedatangan kapal ini segera membuat Belanda mengurangi secara drastis keberadaannya di Papua. Kapal induk terbesar kebanggan Belanda, HNLMS Karel Doorman langsung diperintahkan meninggalkan Papua begitu KRI Irian bergerak meninggalkan Admiralty Yard di Leningrad menuju Surabaya, Indonesia.

Angkatan udara Indonesia juga menjadi salahsatu armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15.
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.



Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat MiG-21 dan MiG-17 di Perang Vietnam sampai mendorong Amerika mendirikan United States Navy Strike Fighter Tactics Instructor, pusat latihan pilot-pilot terbaik yang dikenal dengan nama TOP GUN. 




Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Ini membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur.

Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat.

Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan kapal tempur kelas Corvette, 9 helikopter terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B. Total, Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris sampai saat ini, AK-47.

Ini semua membuat Indonesia menjadi salasahtu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima.



Sumber: http://imperiumindonesia.blogspot.com/2010/02/kekuatan-raksasa-militer-indonesia-1960.html


 

Sukhoi dan Hawk Latihan Bersama Di Lanud Iswahjudi


Sukhoi dan Hawk Latihan Bersama Di Lanud Iswahjudi
(Pentak Lanud Iwj, 3/30/2010)


 

Pesawat-pesawat tempur jenis Hawk 109/209 dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat dan Skadron Udara 12 Lanud  Pekanbaru, Riau  mulai hari Sabtu  (27/3) berdatangan di Lanud Iswahjudi, yang  kedatangan diterima langsung oleh Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb Tatang harlyansyah, S.E., di Shelter Skadron Udara 15, Sabtu (27/3).


 

Sementara pesawat tempur Sukhoi SU-27/30 dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makasar, Sulawesi Selatan dibawah pimpinan langsung Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Kolonel Pnb Agus Supriyatna mendarat di Lanud Iswahjudi, yang diterima langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb Ismono Wijayanto di Shelter Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Senin (29/3).


 

Kedatangan pesawat-pesawat tempur dari luar Lanud Iswahjudi tersebut, dalam rangka melaksanakan pemusatan latihan terbang selama beberapa hari, untuk persiapan Fly Pass dan demo udara pada acara peringatan ke-64 Hari Jadi TNI Angkatan Udara tanggal 9 April 2010, yang akan dilaksanakan di Lanud Halim Perdanakususma, Jakarta.


 

Selama di Lanud Iswahjudi, semua jenis pesawat tempur yang akan tampil bermanuver di udara pada acara Hari Jadi ke-64 TNI AU tersebut akan melaksanakan beberapa latihan secara bersama-sama diantaranya terbang formasi maupun aerobatic baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.


 

Lanud Iswahjudi kali ini, selain sebagai tempat pemusatan latihan, juga sekaligus menjadi pangkalan aju bagi pesawat-pesawat tempur jenis Hawk 209/109 dan Sukhoi SU-27/30, disamping pesawat-pesawat tempur yang ada di Lanud Iswahjudi yaitu F-16/Fighting Falcon, F-5/ Tiger  dan Hawk/MK-53 dari Skadron Udara 3, 14 dan 15 semua juga terlibat dalam acara demo udara Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta nanti.


 

Sumber: angkasa readers club,

Web : http://www.tni-au.mil.id/content.asp?ContentId=8508

Beretta M92


Italy (1975)
Handgun

Ini adalah handgun favorit saya. Beretta M92. Pistol semi-otomatis ini dibuat pada tahun 1972 oleh Fabbrica d'armi Pietro Beretta dari Italia. Pistol ini berkaliber 9x19 mm luger/Par. Dengan laras yang dilapisi krom, dan tingkat akurasi yang cukup baik, pistol ini kerap menjadi andalan secondary weapon di berbagai negara di eropa, maupun USA. Bahkan, Amerika membeli lisensi pistol ini dan memproduksinya dengan nama M9.

Awalnya pistol ini dirancang untuk tentara Italia dan polisi, dikembangkan antara tahun 1970 dan 1975 sebagai pengganti pistol Beretta M951 yang sudah tua, dan memasuki masa produksi di Italia pada tahun 1976. Negara pertama yang mengadopsi adalah Brazil pada tahun 1977. Lalu Militer AS mengadopsi Model 92SB-F (belakangan diubah namanya menjadi model 92F) pada tahun 1985. Pada akhir 1980-an dan 1990-an, pistol ini juga diadopsi oleh Perancis.

Memang, magasin dan kapasitas Beretta 92 agak besar untuk ukuran sebuah compact handgun, sehingga kurang cocok untuk pengguna dengan tangan kecil. Tidak seperti Glock yang bertubuh kecil. Tetapi soal power, M92 jelas lebih mumpuni dibandingkan Glock. Sistem pengisian peluru menggunakan catridge (magasin) berisi 10 ,15,17,atau 20 peluru.

Selain kaliber 9mm, Beretta juga membuat varian untuk kaliber lain, seperti ,40 S & W (model 96) dan 9x21 IMI (Model 98, terdapat di beberapa negara Eropa termasuk Italia). 

zaldy (berbagai sumber)

SVD Dragunov


 USSR/Russia (1963-present)
Sniper Rifle

Senapan Runduk Dragunov (Snayperskaya Vintovka Dragunova, disingkat jadi SVD), adalah senapan semi-otomatis yang dirancang oleh Evgeniy Fedorovich Dragunov di Uni Soviet pada tahun 1958 sampai 1963. Senapan ini adalah senapan pertama yang dibuat khusus untuk penembak jitu, dan lazim ditemukan di negara-negara mantan Blok Timur.

Pada tahun 1950-an, militer Uni Soviet sadar akan perlunya senapan yang akurat untuk dipakai pada tingkat peleton. Dan pada tahun 1958 dibuka tender antar para pembuat senjata Soviet untuk membuat senapan baru ini. Pemenang tender diatas adalah senapan yang dirancang tim yang dipimpin oleh Evgeniy Fedorovich Dragunov. Pada tahun 1963, SVD resmi dipakai Angkatan Darat Uni Soviet.


 

Mengandalkan amunisi kaliber 7.62 mm dan jangkauan 1000 m, senapan ini sangatlah mematikan. Dengan berat hanya 4.3 Kg, senapan ini tidak akan menyulitkan pergerakan si penembak. Spesifikasi lain Dragunov, gas operated, velocity 830 m/s, panjang laras 610 mm, dan magasin isi 10 butir


 

Pada masa Uni Soviet, setiap regu diberikan satu SVD. Prajurit yang dipersenjatai SVD biasanya sudah mendapatkan pelatihan khusus untuk memakai senapan ini. Prajurit ini bergerak bersama-sama dengan regunya dan dimaksudkan untuk menambahkan jarak jangkauan mereka sampai 600 meter. Tanpa SVD, jarak efektif regu infanteri ini hanya sampai 300 meter, karena kecilnya jangkauan AK-47. Jadi dilihat dari perannya, secara teknis SVD bukan senapan penembak runduk, tetapi senapan penembak jitu.


 

Dirancang untuk memperjauh jarak jangkauan regu, senapan ini tetap kuat dan tahan banting. Ini terlihat dari adanya tempat untuk pemasangan bayonet, serta bidikan besi cadangan apabila alat bidik teleskopnya rusak. Kehandalan senapan ini masih diakui, dan senapan ini masih dipakai di Angkatan Bersenjata Rusia dan satuan penegak hukum Rusia.


 

Seperti halnya AK-47, Senjata ringan buatan Soviet secara umum terkenal sangat tahan lama, ini dibuktikan dengan banyaknya SVD yang secara luas dipakai dan memiliki "karir" yang panjang. Senapan ini dipakai pada banyak konflik diseluruh dunia, antara lain Perang Vietnam, Chechnya, Perang Teluk, sampai Perang Irak.



 

Zaldy

(sumber: wikipedia)

9mm Desert Eagle

Mikoyan Gureyvich MiG-21 Fishbed


 USSR/Russia (mid-50)
Air Superiority/Interceptor

Pesawat yang satu ini merupakan momok menakutkan pilot-pilot barat pada perang Vietnam. Muncul pertama kali pada tahun 1956, MiG-21 Fishbed adalah pesawat fighter-interceptor kecil, lincah, gesit, dan mempunyai manuveribilitas tinggi. Itulah sebabnya pesawat ini laku bak kacang goreng di berbagai negara seperti Cina, India, Pakistan, Srilanka, Afghanistan, Mesir dan Bulgaria. Bahkan negara kita sempat memiliki beberapa skuadron pesawat legendaris ini.


 

Kunci kesuksesan pesawat ini adalah murah biaya perawatan, avionik dan persenjataan yang memadai, serta performance yang cukup baik di udara. Pesawat ini ibarat F-16 di era 50-60. Terbukti pada perang Vietnam, Fishbed mengungguli Northrop Grumman F-4 Phantom milik USA.


Satu buah turbojet Tumanski R-11 F-300 ber-afterburner menghuni fuselage Fishbed, memberikan daya dorong sekitar 13.669 lbs dan kecepatan maksimal sekitar 1.5 mach. Bersayap delta, bubble canopy, serta memiliki intake bagian depan, sekilas pesawat ini terlihat seperti ikan cucut. Persenjataannya? Tidak usah ditanya, kanon NR-30 kaliber 30 mm plus rudal K-13, AA-2 Atoll, AA-8 Aphid, bom FAB-500/250, serta
pod roket UV-16-67 bisa diusung pesawat ini.


Piranti penjejaknya terbilang cukup lengkap. Spin Scan (R1L) radar, RWR, Jay Bird, Balistics Bombsight type 222 ranging radar cukup untuk membuat pesawat musuh ketar-ketir


Sebenarnya konsep pesawat ini sudah muncul beberapa tahun sebelumnya saat kemunculan MiG-17 Fresco, dan MiG-19 Farmer. Kedua pesawat itu mempunyai bentuk fuselage yang hampir sama dengan Fishbed. Cuma Farmer dan Fresco kala itu masih banyak kekurangan dalan avionik serta mesinnya tidak memberikan thrust maksimal. Lalu pihak Sukhoi sendiri merancang pesawat yang bentuknya hampir sama yang diberi nama Su-22 Fitter.


Fishbed mempunyai banyak varian, diantaranya MiG-21M, MiG-21 PF/PFM, MiG-21R. MiG-21S, MiG-21 bis-A/bis-B, MiG-21 US/USM, F-7 M/P Skybolt, dan J-7 Jianjiji lisensi China. Sejak China diperbolehkan membuat Fishbed, perubahan terus dilakukan oleh Shenyang Aircorp. Antara lain mengganti turbojet Tumanski dengan Wopen-13 turbofan sehingga daya dorongnya naik menjadi 14.550 lbs, dan menambahkan drop tanks untuk menambah daya jelajah pesawat ini. Sampai sekarang, pesawat ini pun masih banyak diterbangkan oleh AU berbagai negara walau sudah berumur lebih dari 5 dekade.

Mil-24 Hind


 USSR/Rusia (1976-present)
Combat Helicopter/Gunship


Mil-24 Hind adalah helikopter serbu yang bertugas menghancurkan tank serta tugas air support infantry. Dibuat dan dioperasikan pada awal tahun 1976 oleh Sovyet, helikopter ini merupakan lawan yang patut di pertimbangkan, bahkan oleh rival baratnya AH-64 Apache, atau Tigre buatan Perancis. Kode NATO untuk helikopter ini adalah Hind, dan variannya diidentifikasikan dengan menambahkan huruf. Versi ekspor helikopter ini, Mi-25 dan Mi-35, disebut Hind D dan Hind E. Pilot Soviet menyebut helikopter ini letayushiy tank, yang artinya "tank terbang"

Ditenagai oleh 2 buah Mesin turbin turboshaft Isotov TV3-117, menghasilkan output 1.600 kW (2.200 hp) masing-masing. Helikopter ini diawaki oleh 3 orang, juga mampu mengangkut 8 orang di dalam kabin penumpangnya. Kecepatan maksimum 335 Km/jam, combat range 450 Km.

Konfigurasi baling-baling, lima bilah main rotor 17,5 meter, dan tiga bilah tail rotor. Badan helikopter memiliki lapisan pelindung yang tebal, dan baling-balingnya yang terbuat dari titanium yang tahan tembakan sampai kaliber 12,7 mm

Soal persenjataan, ada senapan mesin YaKB-12.7 Yakushev-Borzov multi-barrel 12,7 mm, 1500 kg bom, 4× Peluru kendali anti tank (AT-2 Swatter atau AT-6 Spiral), 4× 57 mm S-5 rocket pod atau 4× 80 mm S-8 rocket pod, 2× 23 mm meriam dua laras atau, 4× tangki bahan bakar eksternal.

Negara pengguna Mil-24 ada banyak, diantara lain, Jerman, Ukraina, Venezuela, Vietnam, Irak, Iran, dan Indonesia.


 


 

Schwerer Gustav Rail Gun


Germany (1931-1945)
Rail Gun / Altilery


Schwerer Gustav atau Dora Gun adalah nama yang disandang senjata ini. Merupakan meriam terbesar yang pernah disaksikan umat manusia, monster ini diciptakan oleh NAZI Jerman pada Perang Dunia II, dan masuk ke dalam kategori Rail Gun/Heavy Altilery. Dikembangkan oleh Krupp Metalwerks pada akhir 1930, meriam ini memang di rancang untuk menghancurkan benteng, bunker dan bangunan lapis beton lainnya.


Diameter pelurunya? 800 milimeter (80 centimeter). Pelurunya terdiri dari dua jenis, High Explosive (HE), dan Armor Piercing (AP). HE mempunyai berat 4.8 ton, sedangkan AP yang biasa digunakan untuk membobol lapisan beton mempunyai berat 7.1 ton. Meriam ini sanggup melontarkan peluru-peluru itu sejauh 35 Km. Berat total meriam ini adalah 1.350 ton, dan diperlukan 3000 orang untuk mempersiapkan dan mengoperasikan meriam ini. Tinggi meriam ini 11 meter, dengan lebar 7 meter, dan butuh 2 pasang (4 track) rel untuk memindahkan meriam ini.


Pada awalnya, Gustav dipersiapkan untuk menghancurkan benteng Maginot di Perancis, tetapi karena waktu persiapan yang terlalu lama, pada akhirnya Gustav dipakai pada Operasi Barbarossa untuk menyerang Benteng Sevastopol milik Rusia, dimana Gustav memuntahkan lebih dari 30.000 ton amunisi.


Pasca Perang Dunia, sangat disayangkan meriam ini tidak ditemukan jejak-jejaknya. Ada kemungkinan pasukan Sekutu mempreteli meriam raksasa ini untuk diambil besinya.
 zaldy
(dari berbagai sumber)

Avtomat Kalashnikov 47


Russia (1947)
Riffle

 




 

Ini adalah legenda senapan serbu. Ya, Avtomat Kalashnikov model 47, atau yang lebih dikenal dengan AK-47. Merupakan senapan serbu terlaris di dunia (diperkirakan ada lebih dari 90 juta unit AK-47 yang telah diproduksi), AK-47 adalah senapan serbu yang unik.

 
Berawal dari pasca perang dunia II, ketika NAZI Jerman menyerah kepada Tentara Merah Rusia, bersama itu pula, pihak Rusia membawa sitaan perang berupa persenjataan tentara NAZI. Lalu militer Rusia berniat mengembangkan senjata baru yang lebih ampuh dari sekedar Mosin-Nagant dan PSh-41

 
Pada saat itu Rusia sudah mengembangkan AS-44, sebuah senapan serbu semi-otomatis hasil "rombakan" senapan serbu jerman Sturmgewehr StG-44, tetapi senapan itu masih mempunyai kendala, yaitu bobotnya yang kelewat berat: 5 Kg. lalu seorang sersan dari divisi tank yang bernama Mikhail Kalashnikov, mencoba mengembangkan AS-44 menjadi sebuah
senapan serbu yang lebih baik. Maka dua tahun kemudian lahirlah Avitomat Kalashnikov model 47 (Avtomat Kalashnikov berarti: automatic kalashnikov, menandakan bahwa ini senapan otomatis buatan Kalashnikov, sedangkan angka 47 diambil dari tahun senapan ini selesai dikembangkan, 1947)

 
Apa sebenarnya yang membuat senapan serbu ini laris manis, sampai-sampai ketika perang Vietnam, tentara Amerika rela "memungut" AK dari tentara Vietnam yang sudah tewas, dan meninggalkan M-16, senapan serbu kebanggaan Amerika saat itu?

 
Pertama, AK-47 adalah senapan yang tahan banting. Bisa dioperasikan di segala medan. Debu gurun pasir dan lumpur atau air dari hutan tropis tidak akan membuat senapan ini macet. Berbeda dengan rivalnya, M-16 yang mudah sekali macet ketika harus dibawa ke medan basah dan berlumpur seperti pada perang Vietnam.

 
Lalu, AK-47 mempunyai power dan kaliber yang besar, 7.62 mm, berbeda dengan senapan serbu pada umumnya yang mengadopsi kaliber 5.56 mm. dan terakhir, AK-47 mudah perawatannya dan murah biaya produksinya, sehingga senapan ini kerap menjadi andalan kaum gerilyawan maupun pemberontak yang mempunyai anggaran terbatas.

 
Satu-satunya kelemahan senapan ini adalah recoil effect yang besar, sehingga mempengaruhi tingkat akurasinya. Ini adalah imbas langsung dari kaliber dan power yang besar. Biasanya, penembak pemula akan sedikit kesulitan menggunakan senapan ini, tetapi di tangan seorang yang berpengalaman, senapan ini bisa sangat mematikan.

 
Varian AK-47 sangat banyak, tercatat:



AK-47 1948–51, 7,62 x 39 mm — Model paling awal, yang menggunkan receiver
stamping Tipe 1, dan sudah sangat langka.


AK-47 1952, 7,62 x 39 mm — Menggunakan receiver
machined dengan popor dan pegangan kayu. Berat senapan 4,2 kg.


AKS-47 — Menggunakan popor lipat ke bawah yang mirip popor MP40 Jerman.


RPK, 7,62 x 39 mm — Versi senapan mesin, dengan laras yang lebih panjang dan bipod (penyangga kaki 2).


AKM, 7,62 x 39 mm — Lebih sederhana dan lebih ringan dari AK-47; menggunakan receiver Tipe 4 yang terbuat dari logam stamping. Berat menurun jadi 3,61 kg, karena receiver yang lebih ringan.


AKMS, 7,62 x 39 mm — Versi AKM yang menggunakan popor lipat ke bawah atau ke samping.


AKMSU, 7,62 x 39 mm — Versi pendek dari AKM yang menggunakan popor lipat ke bawah. Panjang laras 35 cm.



 


 


 


Pada tahun 1978, Uni Soviet mulai menggantikan senapan AK-47 dan AKM dengan rancangan yang lebih baru, yaitu AK-74.

Zaldy

(berbagai sumber)

Cobra 380

McDonnel Douglas F-15 Eagle

USA (mid 70-90)
Air Superiority Fighter
 
McDonnel Douglas F-15 Eagle murni didesain sebagai Air Superiority Fighter. Terbang pertama pada tahun 1972, kala itu pesawat ini paling canggih dan ditakuti. Soal reputasi tidak usah diragukan lagi. Merupakan andalan USAF dalam soal CAP (Combat Air Patrol) mengejar dan menyikat lawan-lawannya selama hampir 3 dekade. Desain airframe yang kuat sekaligus konfigurasi sayap blended, memberikan kemampuan manuver yang bagus. Ditambah daya dorong mesin yang cukup besar, jadilah eagle seperti julukannya, cepat dan kuat.

 
Berawak satu orang, dan mengandalkan 2 turbofan Pratt&Whitney F100-PW-220 ber-afterburner yang menghasilkan dry thrust 28.740 lbs dan max thrust hingga 46.900 lbs, pesawat ini berkecepatan hingga 2 mach.

 
Pada versi awal F-15 dilengkapi radar AN/APG-63 yang mampu menjejak target hingga 182 Km. tetapi ketika varian F-15 Striking Eagle dikenalkan,
dikenalkan juga radar AN/APG-70 yang lebih tajam dan canggih. Selain itu terdapat RWR dan Electronic Support Measures.

 
8 hardpoints di sayap Eagle membawa rudal udara-ke-udara AIM 120 AMRAAM, AIM-54 Phoenix (sudah tidak dipakai lagi) AIM-7 Sparrow, dan yang paling akhir, AIM-9 Sidewinder dan variannya, plus sebuah cannon M61A-1 berkaliber 20 mm

 
Spesifikasi teknis:
Panjang        : 64 ft
Tinggi            : 16 ft
Bentang sayap        : 43 ft
Berat kosong        : 28.600 lbs
Berat maks        : 68.000 lbs
Combat range        : 1.060 nm
Ceilling            : 60.000 ft

 


Varian Eagle ada banyak, F-15A (versi awal), F-15B, F-15C, F-15D, dan terakhir F-15E Striking Eagle. Negara penggunanya yaitu Mesir, Libya, Singapura, Cina, Jepang, dan negara-negara afrika sekutu AS.
Zaldy
(dari berbagai sumber)

Beretta M9 Marine Commemorative

Emailed from a U.S. Marine. This is a collectible.
The M9 is the military designation for the Beretta 92FS 9mm.





Please remember to RATE this posting.
Follow me on my Twitter Page.
Become my Friend on Facebook.
Join my BlogFrog Community Page.

Leave me a comment, but please stay on point.
Note: Leave ALL comments in English only. You can use Google's online translator to convert your language to English, then copy and paste it.

Do you have a Firearm or Weapon of any type you would like to share with the readers here?
Then email me the photos, video, or video link and I will post it.

Everyone please have a great weekend. Right now I am headed to the Indoor firing range with the wife for some handgun practice.

Video: Paintgun Test

Swedish Ljungman 6.5X55 Semi-Automatic Battle Rifle

Apology

Just want to apologize for the on again off again recently. Unfortunately this is the nature of personal issues currently being worked through.

This has been aggravated by the continual actions of some bitter and twisted individuals that I would normally have just ignored if not for the other issues and now will be.

That is a criticism I will wear, but I intend to leave the past in the past and with my trusty stick draw the proverbial line in the sand and move on. If others wish to perpetuate things, well good luck to you.

Thanks again for the support shown. As mentioned there won’t be new updates just now but hopefully not too long.

Cheers
Terry A

Century Arms FAL R1A1 Sporter 308




Please remember to RATE this posting.
Follow me on my Twitter Page.
Become my Friend on Facebook.
Join my BlogFrog Community Page.

Leave me a comment, but please stay on point.
Note: Leave ALL comments in English only. You can use Google's online translator to convert your language to English, then copy and paste.

Do you have a Firearm or Weapon of any type you would like to share with us?
Then email me the photos, video, or video link and I will post it.

Posting Rules

Guys,
Please note the 2 posting rules at right. I am unable to add any comments if your full name is not included as a signature if your don't have a Google account, thanks.

Rule 2. Trolls will not get past Go. A Troll is anyone who just want's to come on here making further accusations regarding the posting below even if you include your full name, got it.

That subject is closed, and I will not be goaded into re-opening it.

I trust that makes rule 2 clear enough!

Terry A

Xabi Alonso Football Wallpaper


Xabi Alonso Football PictureXabi Alonso Football Picture

Xabi Alonso with GirlXabi Alonso with Girl

Xabi Alonso Real MadridXabi Alonso Real Madrid

Xabi Alonso Football WallpaperXabi Alonso Football Wallpaper

Site future

As stated below I will not allow irrelevant factors to intrude on what I do. To make one thing clear, the decision to take down the site was influenced by certain individuals that congregate on the Flame blog site but didn’t prevent them from uploading a ripped copy of the site to the Rapidshare file sharing network.  (I use the term “individuals” and “them” because most hide behind anonymity so we don’t know their identities, very courageous)

If not for other factors I would not have reacted in the same manner and I apologize for what would seem to be rather rash actions. As a result I will be putting the site back on line as it was a couple of weeks ago, it will be a day or so before all content in back on-line.

Please note there will be no updates at this stage as I still have remaining personal issues to be fully resolved, but removing other distractions from the equation will assist in that end. I also plan to redesign the site structure as well to hopefully make things easier to navigate.

I want to thank again everyone for their support which has helped in removing irrelevant distractions so I can concentrate on the important things in life.

I’ll keep this blog updated with further site developments.

Cheers
Terry A

Enough is Enough

Apologies for this, if you don't know what this is about, probably better to keep it that way as it's not a nice tale. I also apologize for posting about this subject again but I am at a complete loss of how to deal with the unending and savage accusations still be railed against me over the last two and a half years.

We have seen a lot of stuff posted by various individuals on the subject of the Panther DVD review posted some two and half years ago now.

An interesting point is back “when” things used to be about substance, the news and reviews etc.

But with the advent of this blogging phenomenon we see the emphasis change to that of the individual where it seems "who" is more important that "what?"

Why is this? Well basically it’s because those without any valid argument or facts to offer resort to character assassination, name calling and outright abuse, just the thing we have seen in abundance on the Panther Project and The Flame blog sites.

I have sort advice from numerous people on what best to do in a situation where no matter what I say it is twisted around to suit the agenda of others. These people have made up their minds on false premises and predigest, and are ready to put their connotation on anything said to fit in with their agenda; so why bother?

I have decided to simply ignore these people and urge people NOT to feed them, simply ignore them and let them wallow in their own mess.

Brian lives at Derby, Derbyshire, UK, I am in Perth, Western Australia the other side of the planet, yet he claims to know exactly where the DVD was and what Jon and I were doing at any given time, even what review I was working on at a given time. Give me a break, he must be the World's best clairvoyant as well? (Sorry to be flippant)

One could also ask why Brian re-posted the whole saga on his blog on March 9 even though he states he only makes postings in response to things I say. I hadn’t made any comment on this subject for months, so why did he make this posting if not to re-ignite the issue for his own motives?

The simple fact is you can't have proof of something that didn't happen; if anyone reads my e-mails without the suggestive prompting you will see this! For the umpteenth time; I, Terry Ashley wrote the Panther DVD review, why Brian can't understand this is beyond me other than he doesn't want too because it makes an even bigger mockery of his vindictive ravings.

I have no intention of admitting to something I didn't do just to appease some nasty foul mouthed bully.

Brian has again posted one of my private e-mails from 16 June 2007. I am actually glad he did because it shows I'm telling the truth in regards this Private forum if you ignore the usual leading by Brian, as well as tipping a bucket on his mate Vinnie Brannigan, way to go Brian.

I will put my hand up for one thing, saying in some e-mails that I was working on the review, which was simply to get this wining individual to go way. Something I bet nearly everyone including Brian has done at some time when asked if you're doing something, especially at work. You say "yes working on it" so you don't have to elaborate further, that's all. Yet he takes this literally because it suits his agenda, and should be seen as such.

And let’s not forget this is not just an attack on me and Jon Bailey it is an attack on free speech where someone who can’t challenge the review on factual issues resorts to the worst kind of personal abuse. Can you image the situation where everyone is just so scared to tell the truth for fear of being attacked in this manner for years after the event; reviews would be worth didley squat and would be nothing more than product adverts.

So Brian, I REJECT YOU and your vindictive foul mouthed hate campaign as a total disgrace and irrelevance.
I REJECT your trumped up allegations, arrived at by putting your twist on anything to suit your own agenda.

You can continue to post your vindictive tripe and fairy stories until you are a bitter and twisted old man (if not already) as far as I'm concerned along with the anonymous mates that have gathered around you like flies on a steaming cow pat.

My conscience is clear on all of this, I know what I did and didn’t do and that’s all that matters to me. The erroneous conclusions of others with predetermined agendas are a total irrelevance as are they.

Just to summarise, as my e-mail of 16 June 2007 proves I had no knowledge of or participated in any alleged conspiracy by some private forum group, I wrote the review and explained the so called "lying in e-mails" above. The rest is just hot air from a bunch of the most nasty, vindictive, foul mouthed individuals you would have the misfortune to run across in a dark alley and as said, I reject the lot.

I have far more important things in life to get on with. Again, I wrote the DVD review, which is the only story you are ever going to get from me because it's THE TRUTH, so deal with it! THE END.

I apologise if that sounds a little arrogant but this has gone on for two and a half years now and enough is enough.

Footnote:
With the review off line we have seen the emotive term “assassinations piece” emerge and without the review people have been unable to see for themselves. Therefore I will re-post the Panther DVD review and my Addendum so people can actually read these and decide for themselves without being led to a conclusion by Mr.Balkwill.

The review in fact is factual and technically accurate something no one to this day has been able to dispute, hence the nasty hate campaign and character assassination we have seen from Mr.Balkwill and his mates.

Let’s also not forget Brian said he would remove his postings from the Panther Project and Flame blog pages if the PMMS review was taken down, well that didn’t happen did it, the situation just escalated into a feeding frenzy by him and his anonymous mates.

Footnote 2 on Jon Bailey's involvement?
Yes Jon is my mate, not my wife meaning he doesn't tell me every little thing he does.
There has been a lot of talk about what did or didn’t take place on a private forum, the key word being PRIVATE. When people are at the pub or having coffee with friends they will say stuff they wouldn't think of saying in public, that's what private means.

In the end this would have remained on the "private" forum was it not for Brian betraying that privacy, not for the first time either. Whatever occurred on this private forum had no bearing on the review I WROTE as I’ve already stated I didn’t even know of the existence of this group until all this blew up. So what’s the relevance of continually talking about this group when they had nothing to do with the final review, just another giant smoke screen to try and make out there was some conspiracy, which there wasn’t other than in Brian’s mind?

It is claimed Jon has a hatred for Alasdair Johnston yet there is no proof of this anywhere other than what Brian and his mates say. The supposed ML posting on this is here, make up your own mind?

National War Dog Monument -El Paso Article

Air Force veteran seeks memorial to war dogs

By MIKE BAIRD Corpus Christi Caller-Times
Posted: 03/07/2010 11:38:40 PM MST

FULTON, Texas—A former Air Force sentry dog handler in Vietnam has one last mission.
He's working with others to honor military canines with a national monument.
"Our war dogs deserve recognition for the lives they saved," said Larry Chilcoat, who patrolled the combat perimeter of Camp Cameron, Vietnam, throughout 1969 with a German shepherd named Geisha.
"It's been 40 years, and I have a beautiful wife and granddaughter, but I don't carry their pictures," said Chilcoat, 62. "But I still carry a photo of Geisha; she changed my life."
"I love my family," Chilcoat said, "but Geisha was my lifeblood in a jungle nightmare, and we both relied on each other day and night to survive.
"She heard things I didn't and let me know, and I knew she would die to protect me."
Military dogs saved more than 10,000 lives in Vietnam, according to the U. S. War Dog Association. More than 200 of about 4,000 dogs that served in Vietnam, died while on duty, the Fulton retiree said.
Chilcoat is one of three former military dog handlers who received Pentagon approval in January for a proposed Military Working Dog National Monument.

The veterans presented plans for a bronze pedestal with a soldier and four dogs, designed by Brian Rich, of Fairfax Va. He's the uncle of a Marine dog handler, Cpl. Dustin Jerome Lee, who was killed by a rocket-propelled grenade on March 21, 2007, in Fallujah, Iraq. Lee's bomb sniffing dog, Lex who was wounded, later was adopted by Lee's family, said Rich, 35, a graphic artist and former Marine. "It's helped my family with the loss of my nephew, and motivated me to design the monument," Rich said. Chilcoat said Pentagon officials loved the design. He, project founder John Burnam of Bethesda, Md., and Richard Deggans of Plano are taking back a clay model in mid-April being made by bronze sculptor Paula Slater, of Hidden Valley Lake, Calif.

Chilcoat, Burnam and Deggans, who are among more than 10,000 Vietnam War dog handlers, met through the Vietnam Dog Handlers Association. Their push to honor their dogs led to then-President George W. Bush signing legislation in 2008 for a monument, to be built and maintained with private donations. A location is tentatively planned at Fort Belvoir, Va. They have raised about $20,000 of an estimated cost of about $850,000.
Pigeons, dolphins, horses and other animals have served in wars since World War I, said Burnam, 62, who served in the Army from 1966 to 1968. But no animal has done as much as the dog, which has served as sentries, scouts, trackers and patrol leaders, he said.

Burnam and his scout dog led infantry patrols.
Burnam knows firsthand the dogs, like his scout dog that led infantry patrols, deserve recognition.
"We were the tip of the spear, detecting sounds and movement in the jungles, that led to ammunition caches, underground tunnel complexes, and entrenched enemies," he said.
"If the dog's body goes rigid, they cock their head, perk ears, fix their eyes, you know it's dangerous," he said. "You certainly don't want to go where the dog doesn't want to go. They saved my butt from enemy fire several times."

In one incident his dog alerted as they led a patrol into a clearing, he said.
"We hit the ground—ambushed by enemies in bunkers," he said. "We laid behind a 10-inch diameter tree trunk, with enemies firing in front of us, and our guys firing over our heads. If we would have moved either direction, they would have blown the hell out of us."

National War Dog Monument



Video: Paint Gun Wars, The Headshot

MAC-10 Semi-automatic Assault Pistol, 45 ACP, 30 Round Magazines

Wayne Bridge Wallpaper


Wayne Bridge PosterWayne Bridge Poster

Wayne Bridge with Sexy VanessaWayne Bridge with Sexy Vanessa

Wayne Bridge Football PictureWayne Bridge Football Picture

Wayne Bridge Best WallpaperWayne Bridge Best Wallpaper

Wayne Bridge Manchester City Football PlayerWayne Bridge Manchester City Football Player

Wayne Bridge PhotoWayne Bridge Photo

Wayne Bridge ActionWayne Bridge Action