USA (1970-present)
Mulitrole Fighter
Rasanya kurang afdol jika membicarakan pesawat tempur tanpa menyebut pesawat yang satu ini. General Dynamics F-16 Falcon, begitu nama pesawat itu, AU negara mana yang tidak mengenalnya. Hampir semua negara Eropa, Asia Timur dan Asia Tengah memilikinya.
Alkisah pada awal dekade 70-an, USAF (AU AS) sedang tidak mempunyai dana banyak untuk membiayai pengadaan pesawat militernya. Padahal jajaran pesawat buru sergap F-104 Thunderchief sudah terbilang uzur, dan performa F-4 Phantom tidak begitu memukau pada kancah perang Vietnam. Apalagi tiba-tiba saja Sovyet mengeluarkan MiG-25 Foxbat, yang sudah pasti menjadi pecutan tersendiri bagi negeri paman sam itu.
Maka digelarlah tender untuk merancang sebuah pesawat ringan, kecil, mampu dioperasikan di berbagai kondisi, tetapi murah pengadaan dan perawatannya. Beberapa prototipe sempat dibuat, tetapi akhirnya dibatalkan karena prototipe itu hanya mementingkan faktor kecepatan. Lalu akhirnya muncullah celetukan seorang pilot bernama John Boyd. Boyd mengatakan bahwa jika sebuah pesawat yang ideal harus bisa memperhitungkan faktor daya dorong dan berat pesawat itu sendiri. Jika nisbah itu sudah ideal (sekarang dikenal dengan istilah thrust to weight ratio) maka pesawat itu dengan sendirinya akan mencapai manuveribilitas dan kecepatan yang ideal. Akhirnya General Dynamics muncul dengan prototipe YF-16 dan Northrop dengan YF-17. Dan tender itu sendiri dimenangkan oleh General Dynamics.
F-16 menggunakan sebuah mesin turbofan Pratt&Whitney F-100-PW-200 ber-afterburner yang menghasilkan daya dorong sampai 16.749 pon pada kecepatan mach 2. Thrust to weight ratio Falcon sendiri cukup besar, yaitu sekitar 6,2-1. Sebuah MMR AN/APG 66 Westinghouse ditempatkan di hidungnya sebagai piranti pengendus yang bisa menjejak sampai radius 35 mil. Persenjataan yang bisa diusung pada 9 hardpointsnya meliputi AIM-7 Sparrow, AIM-9 Sidewinder, AIM-120 AMRAAM, sampai rudal udara ke darat AGM-65 Maverick, bom konvensional Mk 82/84, dan rudal maritim AGM 119A Penguin.
Varian Falcon bermacam-macam. Mulai dari F-16C Block 10/15 yang menambahkan piranti ECM (Electronic Counter Measure) ALQ-131/184, LANTIRN, FLIR, RWR, dan ASQ-213 Targetting system, Block 25 yang menggunakan AN/APG 68, Block 30 menggunakan mesin baru General Electric F-100-GE-100. Lalu pada tahun 1995, General Dynamics diakuisisi oleh Lockheed Martin, dikembangkan F-16 Block 52 yang bisa mengusung AGM-88 HARM, Block 60/62 yang menggunakan mesin Pratt&Whitney F-100-PW2291PE. Selain itu juga dibuat beberapa model untuk eksperimen, yaitu F-16 MATV yang menguji thrust vectoring (membelokkan arah semburan mesin ke berbagai arah)
Pesawat ini adalah pesawat kedua terlaris setelah MiG-21 Fishbed dalam sejarah kedirgantaraan dunia. Kelebihannya yang utama adalah perawatannya yang murah-meriah, bisa mengusung segala jenis persenjataan, combat proven, dan menggunakan sistem FBW (Fly By Wire). Banyak sekali negara penggunannya. Mulai dari Jerman, Belanda, Norwegia, Yunani, Swedia, sampai China, Jepang, Thailand, Malaysia dan Indonesia.
zaldy (berbagai sumber)